08 January 2021
8522
8522
Life Reinsurance
Pandemi COVID-19 telah melanda dunia ini selama lebih dari satu tahun, terhitung sejak kemunculan pertamanya di Wuhan pada akhir tahun 2019 lalu. Saat ini, total kasus terkonfirmasi COVID-19 telah mencapai angka 87 juta kasus di seluruh dunia dan 788 ribu kasus di Indonesia. Angka positivity rate di Indonesia pun masih jauh di atas standar yang ditetapkan oleh WHO. Melihat fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa sepertinya pandemi COVID-19 ini belum akan dapat dikendalikan dalam waktu dekat.
Belum terkendalinya pandemi COVID-19 ini membuat krisis kesehatan semakin jelas di depan mata. Krisis kesehatan ini dapat terlihat dari semakin banyaknya tenaga kesehatan yang berguguran dan semakin menipisnya ketersediaan tempat di rumah sakit bagi penderita COVID-19, baik itu ruang rawat inap biasa maupun ruang perawatan intensif –Intensive Care Unit (ICU).
Menipisnya ketersediaan tempat perawatan tidak hanya terjadi di fasilitas kesehatan, melainkan juga di Wisma Atlet yang didapuk menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19. Awalnya, Wisma Atlet diperuntukkan bagi semua penderita COVID-19, baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala. Namun, melihat bahwa jumlah penderita yang bergejala semakin meningkat, pihak Wisma Atlet pun memutuskan bahwa saat ini kapasitas mereka hanya diperuntukkan bagi penderita yang bergejala saja, sementara bagi penderita yang tidak bergejala akan dipulangkan atau dipindahkan ke fasilitas isolasi lainnya.
Melihat kapasitas Wisma Atlet yang semakin kritis, pemerintah pun kembali memperbolehkan pasien yang tidak bergejala –Orang Tanpa Gejala (OTG- untuk dapat melakukan isolasi mandiri, baik di tempat tinggalnya ataupun di fasilitas isolasi lainnya. Namun, tentunya ada beberapa ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar isolasi mandiri yang dilakukan bisa memenuhi tujuan utamanya, yaitu memutus mata rantai penularan.
Yang pertama harus kita ketahui adalah isolasi dan karantina, walaupun seolah serupa, ternyata memiliki arti yang berbeda. Isolasi sendiri diperuntukkan bagi pasien atau penderita, baik yang telah terkonfirmasi ataupun yang masih suspek, sementara karantina diperuntukkan bagi orang yang berada dalam kondisi sehat. Jadi, apabila orang tersebut ‘hanya’ menjadi kontak erat, yang dilakukan oleh orang tersebut adalah karantina, ya, bukan isolasi.
Pertanyaan yang umum ditanyakan adalah kapankah seorang penderita COVID-19 dapat melakukan isolasi mandiri, karena tentunya, tidak semua penderita COVID-19 dapat melakukan isolasi mandiri. Untuk dapat menentukan hal ini, segera setelah positif terkonfirmasi COVID-19, penderita harus memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Dokter pemeriksa umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan rontgen dada kepada penderita. Dari pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bagaimana kondisi yang sebenarnya dari penderita. Apabila berdasarkan penilaian dokter penderita tidak memiliki gejala, atau hanya memiliki gejala ringan-sedang saja, tidak mengalami gangguan fungsi organ, serta tidak memiliki komorbid, maka dokter akan mengizinkan penderita untuk melakukan isolasi mandiri.
Saat ini, telah banyak tempat yang menawarkan fasilitas isolasi mandiri kepada masyarakat umum, seperti misalnya hotel-hotel yang disulap menjadi tempat untuk isolasi yang disertai dengan fasilitas tambahan seperti observasi dari dokter serta pemberian obat-obatan dan vitamin. Fasilitas isolasi tersebut umumnya bekerja sama dengan rumah sakit, sehingga dapat mendatangkan dokter atau perawat yang dapat membantu memantau kondisi kesehatan penderita dan melakukan pemeriksaan rutin. Walaupun demikian, pada dasarnya penderita tetap dapat melakukan isolasi mandiri di tempat tinggalnya sendiri, selama memenuhi ketentuan berikut:
Saat melakukan isolasi mandiri, penderita juga hendaknya memperhatikan gaya hidup dan aktivitas sehari-harinya, seperti mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, tidur dan beristirahat dengan cukup, serta menghindari stress dan pikiran yang membebani. Selain itu, penderita hendaknya selalu menggunakan masker bedah dan sarung tangan, terutama saat berinteraksi atau berada di ruangan yang sama dengan penderita lainnya. Penderita juga hendaknya selalu memantau kondisinya sendiri, seperti rutin melakukan pengukuran suhu tubuh, saturasi oksigen, dan melakukan pelaporan berkala serta kontrol ke fasilitas kesehatan berwenang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tidak hanya penderita, keluarga atau penghuni lain di tempat tinggal penderita juga hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan isolasi mandiri tersebut. Jika ada yang akan ditugaskan untuk merawat penderita, hendaknya pihak keluarga atau penghuni hanya menugaskan satu orang saja untuk meminimalisir potensi penularan yang lebih luas lagi. Orang yang ‘didedikasikan’ tersebut juga hendaknya orang yang berada dalam kondisi sehat, memiliki imunitas yang baik, dan tidak memiliki komorbid tertentu. Selain itu, yang terpenting adalah keluarga atau penghuni lainnya harus tetap memberikan dukungan mental kepada penderita, agar pemulihan penderita dapat terjadi secara total dan cepat.
Yang perlu diingat adalah keluarga atau penghuni lain di tempat isolasi mandiri tersebut pasti menjadi kontak erat dari penderita COVID-19. Oleh karena itu, setelah selesai merawat penderita, mereka harus melakukan karantina mandiri yang dilakukan selama 14 hari, terhitung sejak terakhir kali mereka berkontak dengan penderita. Jika dalam masa karantina tersebut kontak erat merasakan adanya gejala, maka kontak erat tersebut harus langsung melakukan pemeriksaan RT-PCR untuk memastikan kondisinya.
Ujung dari pandemi COVID-19 ini nampaknya masih jauh dari bayangan, oleh karena itu, tetaplah setia untuk melakukan protokol kesehatan agar kita dapat membantu melindungi rekan-rekan tenaga kesehatan kita yang menjadi garda terdepan dari pandemi ini.
***
ISOLASI MANDIRI PADA COVID-19
Pandemi COVID-19 telah melanda dunia ini selama lebih dari satu tahun, terhitung sejak kemunculan pertamanya di Wuhan pada akhir tahun 2019 lalu. Saat ini, total kasus terkonfirmasi COVID-19 telah mencapai angka 87 juta kasus di seluruh dunia dan 788 ribu kasus di Indonesia. Angka positivity rate di Indonesia pun masih jauh di atas standar yang ditetapkan oleh WHO. Melihat fakta-fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa sepertinya pandemi COVID-19 ini belum akan dapat dikendalikan dalam waktu dekat.
Belum terkendalinya pandemi COVID-19 ini membuat krisis kesehatan semakin jelas di depan mata. Krisis kesehatan ini dapat terlihat dari semakin banyaknya tenaga kesehatan yang berguguran dan semakin menipisnya ketersediaan tempat di rumah sakit bagi penderita COVID-19, baik itu ruang rawat inap biasa maupun ruang perawatan intensif –Intensive Care Unit (ICU).
Menipisnya ketersediaan tempat perawatan tidak hanya terjadi di fasilitas kesehatan, melainkan juga di Wisma Atlet yang didapuk menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19. Awalnya, Wisma Atlet diperuntukkan bagi semua penderita COVID-19, baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala. Namun, melihat bahwa jumlah penderita yang bergejala semakin meningkat, pihak Wisma Atlet pun memutuskan bahwa saat ini kapasitas mereka hanya diperuntukkan bagi penderita yang bergejala saja, sementara bagi penderita yang tidak bergejala akan dipulangkan atau dipindahkan ke fasilitas isolasi lainnya.
Melihat kapasitas Wisma Atlet yang semakin kritis, pemerintah pun kembali memperbolehkan pasien yang tidak bergejala –Orang Tanpa Gejala (OTG- untuk dapat melakukan isolasi mandiri, baik di tempat tinggalnya ataupun di fasilitas isolasi lainnya. Namun, tentunya ada beberapa ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar isolasi mandiri yang dilakukan bisa memenuhi tujuan utamanya, yaitu memutus mata rantai penularan.
Yang pertama harus kita ketahui adalah isolasi dan karantina, walaupun seolah serupa, ternyata memiliki arti yang berbeda. Isolasi sendiri diperuntukkan bagi pasien atau penderita, baik yang telah terkonfirmasi ataupun yang masih suspek, sementara karantina diperuntukkan bagi orang yang berada dalam kondisi sehat. Jadi, apabila orang tersebut ‘hanya’ menjadi kontak erat, yang dilakukan oleh orang tersebut adalah karantina, ya, bukan isolasi.
Pertanyaan yang umum ditanyakan adalah kapankah seorang penderita COVID-19 dapat melakukan isolasi mandiri, karena tentunya, tidak semua penderita COVID-19 dapat melakukan isolasi mandiri. Untuk dapat menentukan hal ini, segera setelah positif terkonfirmasi COVID-19, penderita harus memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Dokter pemeriksa umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan rontgen dada kepada penderita. Dari pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bagaimana kondisi yang sebenarnya dari penderita. Apabila berdasarkan penilaian dokter penderita tidak memiliki gejala, atau hanya memiliki gejala ringan-sedang saja, tidak mengalami gangguan fungsi organ, serta tidak memiliki komorbid, maka dokter akan mengizinkan penderita untuk melakukan isolasi mandiri.
Saat ini, telah banyak tempat yang menawarkan fasilitas isolasi mandiri kepada masyarakat umum, seperti misalnya hotel-hotel yang disulap menjadi tempat untuk isolasi yang disertai dengan fasilitas tambahan seperti observasi dari dokter serta pemberian obat-obatan dan vitamin. Fasilitas isolasi tersebut umumnya bekerja sama dengan rumah sakit, sehingga dapat mendatangkan dokter atau perawat yang dapat membantu memantau kondisi kesehatan penderita dan melakukan pemeriksaan rutin. Walaupun demikian, pada dasarnya penderita tetap dapat melakukan isolasi mandiri di tempat tinggalnya sendiri, selama memenuhi ketentuan berikut:
- Tempat tinggal penderita memiliki ruangan khusus yang dapat digunakan oleh penderita untuk melakukan isolasi, di mana, penderita tidak harus berbagi ruangan tersebut dengan penghuni lainnya.
- Tempat tinggal penderita memiliki kamar mandi yang dapat digunakan hanya oleh penderita, dan tidak digunakan oleh penghuni lainnya.
- Tempat tinggal tersebut memiliki ventilasi udara serta pencahayaan yang baik.
- Terdapat fasilitas kesehatan yang masih terjangkau jaraknya dari tempat tinggal penderita.
- Terdapat orang yang dapat membantu penderita untuk merawat dan memantau dirinya, dan dapat dimintai bantuan sewaktu-waktu terutama saat kondisi penderita memburuk.
Saat melakukan isolasi mandiri, penderita juga hendaknya memperhatikan gaya hidup dan aktivitas sehari-harinya, seperti mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, tidur dan beristirahat dengan cukup, serta menghindari stress dan pikiran yang membebani. Selain itu, penderita hendaknya selalu menggunakan masker bedah dan sarung tangan, terutama saat berinteraksi atau berada di ruangan yang sama dengan penderita lainnya. Penderita juga hendaknya selalu memantau kondisinya sendiri, seperti rutin melakukan pengukuran suhu tubuh, saturasi oksigen, dan melakukan pelaporan berkala serta kontrol ke fasilitas kesehatan berwenang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tidak hanya penderita, keluarga atau penghuni lain di tempat tinggal penderita juga hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan isolasi mandiri tersebut. Jika ada yang akan ditugaskan untuk merawat penderita, hendaknya pihak keluarga atau penghuni hanya menugaskan satu orang saja untuk meminimalisir potensi penularan yang lebih luas lagi. Orang yang ‘didedikasikan’ tersebut juga hendaknya orang yang berada dalam kondisi sehat, memiliki imunitas yang baik, dan tidak memiliki komorbid tertentu. Selain itu, yang terpenting adalah keluarga atau penghuni lainnya harus tetap memberikan dukungan mental kepada penderita, agar pemulihan penderita dapat terjadi secara total dan cepat.
Yang perlu diingat adalah keluarga atau penghuni lain di tempat isolasi mandiri tersebut pasti menjadi kontak erat dari penderita COVID-19. Oleh karena itu, setelah selesai merawat penderita, mereka harus melakukan karantina mandiri yang dilakukan selama 14 hari, terhitung sejak terakhir kali mereka berkontak dengan penderita. Jika dalam masa karantina tersebut kontak erat merasakan adanya gejala, maka kontak erat tersebut harus langsung melakukan pemeriksaan RT-PCR untuk memastikan kondisinya.
Ujung dari pandemi COVID-19 ini nampaknya masih jauh dari bayangan, oleh karena itu, tetaplah setia untuk melakukan protokol kesehatan agar kita dapat membantu melindungi rekan-rekan tenaga kesehatan kita yang menjadi garda terdepan dari pandemi ini.
***
Author
dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ
Email: laras@indonesiare.co.id
Artikel
- Mengenal Diabetes Mellitus Type 5
04 Sep 2025
758 kali - Waspada Antraks Menjelang Idul Adha02 Jun 20252226 kali
- Strategi Indonesia dalam Menghadapi Era Ageing Population21 Apr 20258377 kali
- Mengenal Photokeratitis: Ketika Matahari Menyebabkan Dampak Negatif Pada Mata12 Mar 20256028 kali
- Memahami Perubahan Aturan BPJS Kesehatan Serta Pengaruhnya Terhadap Industri Perasuransian Nasional28 Feb 202521361 kali
- Waspada Peningkatan Kasus HMPV di China08 Jan 202519585 kali
- Lonjakan Kasus Pertussis di Singapore: Akankan Menjadi Wabah Baru di Indonesia?06 Jan 20259578 kali
- InsurTech: A Growing Synergy Between Insurance, Technology, and Healthcare13 Sep 202410460 kali
- Sepak Terjang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS)09 Jul 202410251 kali
- Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor terhadap Gangguan Kandung Empedu27 Jun 202411014 kali
- Mengenal ‘Disease X’, The Future Next Pandemic?06 May 202410120 kali
- Vertigo dan Meniere’s Disease02 Apr 20249101 kali
- Potensi dan Langkah Mitigasi Bahaya Rokok Elektrik07 Feb 20249281 kali
- Kebangkitan Infeksi Polio di Indonesia23 Jan 20249694 kali
- Mengenal COVID-19 Varian JN.122 Dec 20239166 kali
- Lonjakan Kasus COVID-19 di Akhir Tahun 202320 Dec 20238538 kali
- Potret Wabah ‘Pneumonia Misterius’ di Indonesia dan Dunia07 Dec 202310598 kali
- Infeksi HPV, Kanker Cervix, dan Metode Pencegahannya04 Dec 202310173 kali
- Perspektif Kepemilikan Asuransi Penyakit Kritis bagi Kelompok Usia Muda21 Nov 20239183 kali
- Kemunculan Kasus Mpox Kedua: Apakah Berpotensi Menjadi Epidemi Baru di Indonesia?30 Oct 20237843 kali
- Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya10 Oct 202310145 kali
- Penggunaan Air Purifier: Apakah Merupakan Solusi Efektif untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan akibat Kualitas Udara Buruk?03 Oct 202310834 kali
- Fenomena Peningkatan Insidensi HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga12 Jun 202315188 kali
- Marburg Virus Disease24 May 20239659 kali
- Sudden Sensorineural Hearing Loss26 Apr 202314701 kali
- Tuberculosis pada Anak10 Apr 202314151 kali
- Flu Burung Clade 2.3.4.4b28 Mar 202315964 kali
- Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasional Industri Perasuransian Nasional20 Feb 202321652 kali
- Memahami Fenomena Bonus Demografi dan Pengaruhnya pada Industri Asuransi Jiwa26 Jan 202329843 kali
- Vaksin Inavac12 Jan 202320629 kali
- Stroke Batang Otak06 Jan 202324982 kali
- Ada Apa dengan China?28 Dec 202217357 kali
- Gonorrhea Superbug21 Dec 202215938 kali
- Crimean-Congo Hemorrhagic Fever14 Dec 202211925 kali
- Vaksin IndoVac29 Nov 202210812 kali
- Cedera Sambaran Petir24 Nov 202212115 kali
- Emboli Paru dan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon11 Nov 202210274 kali
- Covid Subvarian XBB dan XBC03 Nov 20228918 kali
- Fenomena Resistensi Antibiotik dan Infeksi Superbug26 Oct 202210114 kali
- Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak18 Oct 20229451 kali
- Penggunaan Kendaraan Listrik dari Perspektif Kesehatan dan Lingkungan04 Oct 202219735 kali
- Zero Covid Policy22 Sep 20229542 kali
- Fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada Sistem Imun31 Aug 202213942 kali
- Mengenal Batuk Berdarah22 Aug 202214615 kali
- Mengenal Virus Langya dan Potensi Emerging Disease12 Aug 20227151 kali
- Long Covid dalam Perspektif Asuransi Jiwa dan Kesehatan05 Aug 20227506 kali
- Covid Centaurus26 Jul 20228730 kali
- Menyikapi Penghapusan Ketentuan Waiting Period pada SEOJK PAYDI11 Jul 20229573 kali
- Telaah Ganja Medis sebagai Alternatif Pengobatan07 Jul 20228916 kali
- Ada Apa dengan BA.4 dan BA.5?24 Jun 20227916 kali
- Ramsay-Hunt Syndrome20 Jun 20226134 kali
- Keterkaitan Asma dengan GERD10 Jun 20229084 kali
- Penyakit Virus Hendra03 Jun 20226154 kali
- Mengenal Cacar Monyet26 May 20226663 kali
- Keterkaitan Infeksi Covid dengan Hepatitis Misterius19 May 20227013 kali
- Hepatitis Misterius19 May 20228265 kali
- Serba-Serbi Sakit Pinggang11 May 20229177 kali
- Evidence Based Medicine22 Apr 202224584 kali
- Mewaspadai Potensi Penyakit Ginjal pada Penyintas Covid07 Apr 20227051 kali
- Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia31 Mar 20229648 kali
- Menilik Kesiapan Indonesia vs Negara Tetangga Dalam Melangkah Ke Status Endemi29 Mar 20227266 kali
- Riwayat Pandemi Flu Spanyol 191816 Mar 202213729 kali
- Son of Omricon09 Mar 20226530 kali
- Vaksin Zifivax22 Feb 202210090 kali
- Bahaya Strobo Bagi Kesehatan15 Feb 202212280 kali
- Flurona, Infeksi Apakah Itu?02 Feb 20227763 kali
- Pentingnya Warna Urine Sebagai Indikator Kesehatan25 Jan 202240603 kali
- Spinal Cord Injury17 Jan 202218321 kali
- Mengenal Gerd03 Jan 202211451 kali
- Tentang Varian Omicron10 Dec 20216822 kali
- Mengenal Nyeri Dada06 Dec 202110275 kali
- Mengenal Insomnia dan Sleep Deprivation29 Nov 202123087 kali
- Mental Health Awareness Di Lingkungan Kerja23 Nov 202113377 kali
- Dampak Kemunculan Virus Covid Subvarian Delta Plus12 Nov 20217126 kali
- Pemberian Vaksin Pfizer Pada Anak29 Oct 20218867 kali
- Risiko Myokarditis Pada Penerima Vaksin MRNA19 Oct 202112080 kali
- Pengajuan Asuransi Jiwa dan Kesehatan Bagi Penyintas Covid06 Oct 20216965 kali
- Tentang Varian MU28 Sep 20217072 kali
- Tentang Vaksin Sputnik-V15 Sep 20217418 kali
- Badai Sitokin pada Penderita Covid01 Sep 202113775 kali
- Vaksin Moderna Di Indonesia25 Aug 20218553 kali
- Amunisi Pandemi Anak Bangsa09 Aug 20217449 kali
- Pemberian Dosis Booster pada Program Vaksinasi Covid di Indonesia05 Aug 20218047 kali
- Telaah Penggunaan Azithromycin dalam Pengobatan COVID-1928 Jul 202114124 kali
- Peranan Vitamin D dalam Imunitas23 Jul 202111856 kali
- Polemik Ivermectin dalam Pengobatan COVID-1914 Jul 20217893 kali
- Peningkatan Kasus COVID-19 pada Anak di Indonesia28 Jun 20217908 kali
- Peranan Varian Mutasi dalam Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia18 Jun 20217422 kali
- Wacana Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-1914 Jun 202111488 kali
- Infeksi Jamur Hitam pada Penderita COVID-1910 Jun 20218725 kali
- Program Vaksinasi Gotong Royong09 Jun 20216214 kali
- Faedah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen bagi Penderita COVID-1904 Jun 20219312 kali
- Fenomena Long Covid pada Penyintas18 May 202110156 kali
- Mengenal Varian P1 dari SARS-CoV-230 Apr 20216775 kali
- Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil19 Apr 20217155 kali
- Mengenal Varian Trégor16 Apr 20216677 kali
- Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (Mis-C)24 Mar 202116688 kali
- Polemik Vaksin Astrazeneca19 Mar 20219906 kali
- Tentang Varian Mutasi B 117 Yang hadir di Indonesia15 Mar 20215540 kali
- Pengembangan Vaksin Covid-19 Di Indonesia26 Feb 20219237 kali
- Rekomendasi Terbaru Kemenkes Untuk Vaksinasi Covid-1918 Feb 20218970 kali
- Proses Pengelolaan Masker Medis Bekas Pakai15 Feb 20216973 kali
- Pandemic Fatigue11 Feb 20217336 kali
- TELAAH IMUNITAS DALAM DISIPLIN ILMU PSIKONEUROIMUNOLOGI01 Feb 202111229 kali
- Fakta-Fakta Terkait Kejadian Kematian Penerima Vaksin Pfizer22 Jan 20218487 kali
- Kesiapan Edar Vaksin Sinovac di Indonesia15 Jan 20218387 kali
- Mengenal Mutasi VUI-202012/0104 Jan 20216905 kali
- Delirium pada Penderita COVID-1923 Dec 20209536 kali
- Wacana Dimulainya Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Kembali23 Dec 20206268 kali
- Gangguan Pencernaan Pada Kasus Covid-1922 Dec 202010891 kali
- Potensi Terjadinya Cross-Reactive-Immunity Terhadap Individu Yang Belum Terekspos Sars-Cov-221 Dec 20207598 kali
- Get to Know The Pfizer Vaccine27 Nov 202012232 kali
- Chloroquine in Covid-19 Treatment20 Nov 20207915 kali
- Domination of Office Clusters on The COVID-19 Pandemic20 Nov 20207746 kali
- In-Flight Risks of Covid-19 Transmission17 Nov 20208219 kali
- ANTIBODY DEPENDENT ENHANCEMENT02 Nov 202015421 kali
- About The Herd Immunity24 Jul 20208632 kali
- Could COVID-19 occur in animals?20 Jul 20208044 kali
- Virus Flu Babi G4 EA H1N1, Akankan Menjadi Pandemi Baru Di Tahun Ini ?03 Jul 20207877 kali
- Penggunaan Masker Dalam Kehidupan ‘Normal Baru’26 Jun 20208269 kali
- A Flashback of Handling COVID-19 in Indonesia28 May 20207863 kali
- COVID-19 dan Penyakit Kardiovaskular11 May 20207785 kali
- Proses Pembuatan Vaksin05 May 202093479 kali
- COVID-19 dan Demam Dengue28 Apr 20208318 kali
- Mitos dan Fakta tentang COVID-1923 Mar 20207633 kali
- Menangani Gigitan Ular02 Mar 202011439 kali
- Mengenal GERD24 Feb 202010864 kali
- Serba-Serbi Jamu17 Feb 20208039 kali
- Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh10 Feb 20207026 kali
- 2019 - Novel Coronavirus28 Jan 20208071 kali
- Vegan vs Vegetarian20 Jan 20208159 kali
- Banjir, Penyakit Pes, dan Leptospirosis13 Jan 202015410 kali
- Serba-Serbi Vitamin D06 Jan 20206601 kali
- Hyperventilation Syndrome30 Dec 201929641 kali
- Pentingnya Kalsium untuk Tubuh26 Dec 201912887 kali
- Serba-Serbi Keluarga Berencana17 Dec 20199986 kali
- Chronic Fatigue Syndrome09 Dec 201912390 kali
- Hipnosis dan Diet Hipnoterapi03 Dec 201912068 kali
- Manfaat Ikan Salmon25 Nov 201911297 kali
- Ulkus Lambung18 Nov 201920778 kali
- Sifilis12 Nov 201927171 kali
- Mengkonsumsi Vitamin C05 Nov 201910765 kali
- Skizofrenia28 Oct 201911621 kali
- Overdosis Kafein21 Oct 20197479 kali
- Bahaya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Panas16 Oct 201921289 kali
- Peran Kolesterol bagi Kesehatan Tubuh27 Aug 201912221 kali
- Penyebab Bau Badan14 Aug 20198350 kali
- Social Drinker05 Aug 201922674 kali
- Mengenal Kandung Empedu30 Jul 201967428 kali
- Nutrisi untuk Rambut15 Jul 20195801 kali
- Mengenal Rambut08 Jul 201954029 kali
- Apakah Menguap Itu Selalu Pertanda Mengantuk01 Jul 201913102 kali
- Serba Serbi Warna Ingus28 Jun 201929142 kali
- Mengenal Cacar Monyet21 May 20198235 kali
- Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan06 May 20197433 kali
- Mengapa Garam Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Meningkat?29 Apr 201936735 kali
- Mengapa Kita Mengalami Cegukan?22 Apr 201917185 kali
- Manfaat Bawang Putih15 Apr 201913111 kali
- Mau tidur siang? Ternyata ada aturannya, lho!26 Mar 201913163 kali
- Extrapulmonary Tuberculosis18 Mar 201916485 kali
- Manfaat Zat Besi untuk Tubuh14 Mar 201912249 kali
- Hipertensi pada Anak06 Mar 201935145 kali
- Gangguan Psikosomatis04 Mar 201915663 kali
- Pentingnya Tidur Untuk Kesehatan18 Feb 201911856 kali
- Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)!12 Feb 201913591 kali
- Fungsi Usus Buntu04 Feb 201924213 kali
- Serba-serbi Tonsil28 Jan 201938966 kali
- Protein dan Asam Amino21 Jan 201995984 kali
- Mengenal IQOS14 Jan 201946214 kali
- Mengenal Diet Keto07 Jan 201913888 kali
- Serba-Serbi Kurang Tidur31 Dec 20187656 kali
- Kolesterol yang Terlalu Rendah26 Dec 20187345 kali
- Ada Apa dengan Nasi?26 Dec 20189416 kali
- Benarkah Vape Tidak Berbahaya?11 Dec 201812027 kali
- Efusi Pleura12 Nov 201828607 kali
- Pneumonia06 Nov 201813670 kali
- Encephalitis29 Oct 201811659 kali
- Meningitis22 Oct 201814877 kali
- Imunisasi Rotavirus15 Oct 201820473 kali
- Prostatitis11 Jul 201811375 kali
- Cystitis02 Jul 201820973 kali
- Tahan Banting Selama Puasa04 Jun 20186563 kali
- Vaksin untuk anak : Iya atau Tidak?21 May 20186529 kali
- Vaksin Cacar Air, Penting atau Tidak ?30 Apr 201819629 kali
- Eclampsia23 Apr 20189091 kali
- Chikungunya12 Mar 201818551 kali
- Rubeola05 Mar 201816003 kali
- Benign Prostatic Hyperplasia05 Feb 201814015 kali
- Transplantasi Liver06 Mar 201711418 kali
- Diet sehat itu seperti apa?06 Mar 20179665 kali
- Sirosis Hati06 Mar 201723487 kali
- Pre-Diabetes, akankah menjadi Diabetes?06 Mar 201714894 kali
- Pancreatic Cancer03 Mar 201712980 kali
- Kanker Lambung03 Mar 201716593 kali
- HFMD02 Mar 201714847 kali
- Cholelithiasis02 Mar 201771536 kali
- Alcohol-Related Liver Disease02 Mar 201711281 kali
- Rokok Elektronik: Penolong dari Ketergantungan atau Alternatif Baru Merokok?10 Dec 201610708 kali
Follow Us
