28 January 2020 4566

2019 - Novel Coronavirus

Tahun 2020 diawali dengan penemuan penyakit baru yang mengejutkan di Wuhan, China. Tidak butuh waktu lama, dalam beberapa hari saja, penyakit baru itu sudah menyebar ke berbagai negara lainnya, seperti Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Thailand. World Health Organization (WHO) pun segera mengeluarkan himbauan ke seluruh dunia agar mewaspadai keberadaan dan potensi penyebaran penyakit baru ini.

 

 

Sumber foto: ayobandung.com

 

Penyakit baru ini merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus baruyang dikenal sebagai 2019-Novel Coronavirus (2019-nCov). Tanda dan gejala yang disebabkan oleh infeksi ini mirip seperti penyakit pneumonia, hanya saja memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Kasus kematian pertama akibat 2019-nCov ini terjadi di Wuhan pada tanggal 9 Januari 2020. Di mana seorang laki-laki berusia 61 tahun mengalami gejala penyakit seperti pneumonia, namun dengan gejala yang lebih berat dan progresivitas penyakit yang lebih cepat. Kasus kematian kedua lagi-lagi terjadi di Wuhan dengan penderita seorang laki-laki berusia 69 tahun. Pasien tersebut juga mengalami gejala penyakit seperti pneumonia, namun dengan tambahan gejala yang mirip dengan penyakit tuberculosis. Hingga kini, sudah ada 300 lebih kasus serupa di China, dengan 140 kasus di antaranya terjadi di Wuhan.

 

Otoritas Kesehatan di Thailand dan Jepang juga menginformasikan bahwa di negara mereka terjadi kasus dengan gejala penyakit serupa pada pertengahan Januari 2020. Dengan mempertimbangkan bahwa penyakit tersebut sudah mencapai Thailand, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memutuskan untuk memperketat jalur masuk ke Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan. Pemerintah juga turut menghimbau bandara dan pelabuhan agar melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih ketatseperti pemindaian suhu tubuh- bagi setiap orang yang tiba di Indonesia, khususnya bagi mereka yang datang dari negara yang telah terjangkit.

 

Hingga saat ini, belum banyak yang dapat kita ketahui tentang virus baru tersebut, karena penelitian akan virus dan penyakit yang disebabkannya masih terus berlangsung hingga saat ini. Yang kita ketahui adalah 2019-nCov ini merupakan virus dari jenis Coronavirus yang menyerang saluran pernapasan. Infeksi yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebabkan gejala berupa gangguan pernapasan, mulai dari pilek yang ringan, hingga pneumonia dan severe acute respiratory syndrome (SARS).

 

 

Sumber foto: thesun.co.uk 

 

Tanda dan gejala awal dari penyakit ini serupa dengan SARS dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome), yaitu demam, badan yang lemas, batuk yang awalnya kering, kemudian berdahak-, dan sesak napas. Seiring dengan perjalanan penyakit, penderita dapat mengalami komplikasi seperti gagal pernapasan, gagal ginjal, dan gagal liver yang kemudian dapat menyebabkan kematian.

 

Metode penularan dari virus ini masih dalam proses investigasi. Namun, penularan virus ini dipercaya terjadi melalui transmisi hewan yang terjangkit kemudian menyebar ke manusia. Oleh karena itu, Huanan Wholesale Seafood Market di Wuhan yang dicurigai menjadi sumber awal penularan sempat ditutup selama beberapa saat untuk proses sterilisasi pada awal Januari 2020 lalu.

 

Arnaud Fontanet, Kepala Departemen Epidemiologi di Institut Pasteur, Paris, Prancis, mengatakan bahwa 2019-nCov merupakan virus ketujuh dalam keluarga Coronavirus yang pernah didapati menginfeksi manusia. Menurutnya, genetika virus yang sekarang (2019-nCoV) memiliki kemiripan hingga 80% dengan virus SARS yang pernah menciptakan pandemik pada tahun 2002-2003 lalu. Fontanet juga mengatakan bahwa sepak terjang 2019-nCov saat ini masih lebih lemah dari virus SARS. Namun, hal tersebut tak menutup kemungkinan bahwa virus ini dapat bermutasi dengan cepat seperti yang dilakukan oleh virus SARS.

 

Erlina Burhan, Konsulen Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada konfirmasi terkait kemampuan transmisi virus ini antar manusia. Namun, kekhawatiran tersebut masih belum dapat disingkirkan mengingat adanya kasus perawat rumah sakit yang juga turut terjangkit oleh infeksi ini setelah merawat pasien yang terjangkit infeksi ini.

 

 

Sumber foto: m.riaupos.co

 

Dengan mempertimbangkan masih belum dapat disingkirkannya kemungkinan transmisi antar manusia, kita direkomendasikan untuk melakukan upaya preventif agar tidak terjangkit infeksi ini. Beberapa upaya preventif yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1.  Melakukan vaksinasi Pneumokokus (PCV) dan Hemophilus influenza type B (Hib)

2. Selalu melakukan cucitangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktivitas

3. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan pastikan makanan yang akan dikonsumsi telah dimasak hingga matang sempurna

4. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan banyak minum air putih, rutin berolahraga, dan cukup beristirahat

5. Menggunakan masker saat beraktivitas, terlebih bila aktivitas yang kita lakukan berada di luar ruangan atau fasilitas  umum

6.  Menghindari gigitan serangga dengan mengoleskan lotion anti-serangga atau menggunakan pakaian yang tertutup

7. Menerapkan perilaku seks yang sehat, seperti menggunakan kondom/pengaman saat berhubungan seksual dan setia pada satu pasangan

8.       Membatasi kontak langsung dengan orang yang sedang sakit

9.       Menghindari  berpergian  ke tempat-tempat      yang  berpotensi  menjadi  lokasi  penyebaran  virus

10.   Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter

11.   Segera berkonsultasi  dengan  dokter  apabila  mengalami gejala penyakit, terutama  yang  berkaitan dengan gangguan saluran pernapasan

*** 

-         

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id