11 May 2022 4963
Reasuransi Jiwa

Serba-Serbi Sakit Pinggang

Hampir semua orang mungkin pernah mengalami nyeri atau sakit pinggang. Sakit pinggang sendiri merupakan sakit yang terasa pada area bawah rusuk, yaitu area punggung bagian bawah atau punggung bagian samping. Penderita sakit pinggang dapat mengalami rasa sakit yang hilang timbul maupun terus-menerus, baik pada salah satu sisi pinggang atau keduanya. Nah, apa sih yang sebenarnya menyebabkan sakit pinggang?

Pinggang pada dasarnya tersusun atas tulang belakang, bantalan tulang belakang (discus intervertebral), otot, ligamen, saraf, persendian, pembuluh darah, dan kulit. Nah, sakit pinggang biasanya terjadi apabila ada salah satu dari komponen penyusun tersebut yang mengalami gangguan. Sebagian besar kasus sakit pinggang diakibatkan oleh cedera maupun gangguan pada otot atau persendian di area pinggang. Meskipun demikian, tidak jarang sakit pinggang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi organ dalam maupun gangguan tulang belakang.

Sebelum membahas sakit pinggang yang diakibatkan oleh gangguan organ dalam atau tulang belakang, mari kita membahas sakit pinggang karena otot dan sendi yang kasusnya lebih umum ditemukan terlebih dahulu.
Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, sebagian besar kasus sakit pinggang disebabkan oleh gangguan otot dan persendian pada area pinggang. Gangguan tersebut sering kali disebabkan oleh gerakan pinggang yang tiba-tiba dan berulang –misalnya, berulang kali mengayun stik pada saat bermain golf-, mengangkut beban yang terlampau berat, atau justru dapat karena kita berada dalam posisi stagnant yang kurang ergonomis dalam waktu yang lama –misalnya, bekerja di tempat tidur dengan posisi duduk setengah berbaring.

Penyebab-penyebab yang disebutkan itu tentu kita anggap sebagai hal-hal yang biasa dan sepele, karena memang mungkin kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita mungkin tidak menyangka bahwa melakukan hal-hal tersebut dapat membuat kita menderita sakit pinggang. Meskipun demikian, tidak semua orang yang melakukan hal-hal tersebut otomatis akan terkena sakit pinggang. Hal-hal tersebut lebih cenderung menyebabkan sakit pinggang pada orang-orang yang memang memiliki beberapa faktor risiko seperti memiliki berat badan berlebih (obesitas maupun overweight), tidak rutin berolahraga, memiliki level aktivitas yang sangat minimal, serta berusia lebih dari 30 tahun.
Nah, bagaimana kita dapat membedakan sakit pinggang karena otot atau sendi dari sakit pinggang karena gangguan fungsi organ atau tulang belakang?

Meskipun sama-sama menyerang pinggang, rasa sakit yang ditimbulkan dapat bervariasi. Terkadang, penderita sakit pinggang hanya mengalami sensasi pegal atau kaku pada area pinggangnya. Namun tidak jarang, penderita sakit pinggang juga merasakan nyeri yang bersifat tajam dan menusuk. Selain itu, sakit pinggang juga dapat bersifat lokal –alias hanya terjadi pada area pinggang saja-, ataupun rasa sakitnya dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya, seperti bokong, inguinal/selangkangan, organ vital, bahkan hingga ke area kaki. Sakit yang bersifat tajam, menusuk, serta menyebar ke area lain ini lah yang harus kita waspadai, karena dapat merupakan pertanda bahwa sakit pinggang kita disebabkan oleh faktor selain otot dan persendian.

Selain dari sensasi dan penyebaran sakitnya, penyebab sakit pinggang juga dapat diperkirakan dari lama sakit pinggang tersebut, serta respon sakit pinggang tersebut terhadap pengobatan atau terapi. Sebagian besar kasus sakit pinggang umumnya dapat mereda atau bahkan hilang dalam beberapa hari maupun minggu, bahkan tanpa pengobatan apapun, atau mungkin mereda dengan terapi pijat atau kompres air hangat. Oleh karena itu, apabila kita mengalami sakit pinggang yang relatif mengganggu dan tidak sembuh atau membaik dalam beberapa minggu, kita mungkin harus berkonsultasi dengan dokter, untuk memastikan tidak adanya gangguan fungsi organ dalam atau tulang belakang, yang tentunya dapat membawa dampak serius bagi kesehatan kita. Terlebih lagi, apabila sakit pinggang yang kita alami juga disertai dengan gejala-gejala lainnya, seperti demam, gangguan buang air kecil atau buang air besar, rasa kebas pada paha maupun tungkai, rasa lemah pada paha maupun tungkai, rasa sakit pinggang bertambah apabila kita terbatuk atau tertawa, ataupun sakit pinggang yang disertai dengan peningkatan atau penurunan berat badan yang signifikan dan tanpa sebab yang jelas.

Sakit pinggang yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ dalam umumnya melibatkan organ-organ seperti ginjal, usus buntu, pankreas, ataupun organ dalam kewanitaan. Gangguan ginjal memang sering kali diduga menjadi penyebab dari sakit pinggang yang dialami oleh seseorang. Hal tersebut mungkin karena kedua ginjal kita memang terletak pada sisi kanan dan kiri dari area pinggang. Meskipun demikian, kita tidak perlu langsung khawatir berlebih akan ginjal kita saat kita mengalami sakit pinggang. Adapun sakit pinggang yang memang disebabkan oleh gangguan ginjal memiliki beberapa tanda-tanda, di antaranya adalah sakit pinggang yang turut menjalar ke area perut, panggul, ataupun selangkangan; sakit pinggang yang terjadi hanya pada salah satu sisi saja (kanan atau kiri saja); sakit pinggang yang tidak membaik dengan mengubah posisi; serta sakit pinggang yang tidak mereda dengan terapi air hangat maupun pijat.

Sakit pinggang akibat gangguan ginjal umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih ataupun batu saluran kemih. Untuk dapat memastikan hal ini, tentunya kita harus berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan kesehatan yang dapat membantu mengkonfirmasi dugaan tersebut, seperti pemeriksaan urinalisis, USG, ataupun MRI.
Selain ginjal, infeksi usus buntu merupakan salah satu penyebab dari terjadinya sakit pinggang. Usus buntu yang meradang dapat membuat organ dan struktur lain di sekitarnya turut terdampak, termasuk di antaranya pinggang. Untuk sakit pinggang karena infeksi usus buntu ini umumnya terjadi pada pinggang sebelah kanan.

Salah satu gangguan organ dalam yang juga dapat mencetuskan sakit pinggang adalah kista ovarium. Kista ovarium ini merupakan kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam ovarium. Semakin kantong ini membesar, kantong ini dapat retak, pecah, dan cairannya pun dapat menyebabkan sumbatan pada area sekitarnya, hingga pada akhirnya menyebabkan rasa sakit pada area sekitar ovarium, termasuk di antaranya adalah pinggang.
Sakit pinggang dapat terjadi karena gangguan pada tulang belakang maupun persarafan pada tulang belakang. Beberapa gangguan tulang belakang yang dapat menyebabkan terjadinya sakit pinggang di antaranya adalah peradangan pada persendian tulang belakang, tumor tulang belakang, saraf kejepit akibat penonjolan bantalan tulang belakang (hernia nukleus pulposus – HNP), pengikisan bantalan tulang belakang akibat proses degeneratif (spondylosis), penyempitan ruas tulang belakang (stenosis spinal), kelainan bentuk tulang belakang (termasuk di antaranya adalah kifosis, lordosis, dan skoliosis), osteoporosis, osteoarthritis, serta pergeseran tulang belakang dari posisi normalnya (spondylolisthesis). Untuk menegakkan diagnosis gangguan tulang belakang ini perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan seperti X-Ray, CT scan, ataupun MRI.

Nah, bagaimana kita dapat membantu menghindarkan diri kita dari risiko sakit pinggang?

Yang pertama, kita harus mengingat bahwa sebagian besar penyebab dari kasus sakit pinggang adalah gangguan otot dan sendi. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam melakukan aktivitas, seperti menghindari mengangkut beban terlalu berat atau duduk terlalu lama. Selain itu, bagi penderita sakit pinggang yang memiliki berat badan berlebih juga disarankan untuk dapat mengurangi berat badannya, karena berat badan berlebih juga akan memberikan ‘beban’ yang besar kepada otot dan persendian pinggang kita, sehingga meningkatkan risiko kita menderita sakit pinggang.
Yang kedua, sakit pinggang yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ dalam sebagian besar disebabkan oleh infeksi saluran kemih ataupun batu saluran kemih. Oleh karena itu, kita dapat menurunkan risiko kita menderita sakit pinggang, dengan memelihara kesehatan ginjal kita sebaik mungkin. Cukupkanlah kebutuhan air mineral kita setiap harinya, serta kurangi konsumsi makanan, minuman, ataupun substansi lainnya yang dapat merusak ginjal kita, seperti alkohol, teh, kopi, dan soda (dalam jumlah berlebih), makanan asin (dalam jumlah berlebih), dan rokok.

Yang ketiga, kita juga harus mengingat bahwa sakit pinggang dapat saja disebabkan oleh hal serius yang dapat mengancam kesehatan bahkan nyawa kita. Oleh karena itu, tidak selayaknya sakit pinggang menjadi suatu gangguan yang selalu kita sepelekan. Kenali tubuhmu, kenali faktor risikomu, dan kenali kapan waktu kamu harus memeriksakan dirimu ke dokter.

Stay safe and healthy, semuanya!
 

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id