02 February 2022
2390
2390
Reasuransi Jiwa
Flurona yang namanya sedang naik daun ini ternyata bukanlah sebuah penyakit infeksi baru ataupun varian baru dari Covid. Flurona merupakan kondisi di mana terjadi ko-infeksi alias infeksi ganda Influeza dan Covid pada seseorang, pada waktu yang bersamaan. Kasus pertama Flurona ditemukan pertama kali di Israel pada seorang wanita hamil berusia sekitar 30 tahunan. Wanita tersebut dilaporkan datang ke Beilinson Hospital di Petah Tikva karena gejala yang mengarah ke Covid, dan kemudian menjalani rawat inap di RS tersebut. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter, wanita tersebut terkonfirmasi positif menderita Covid dan Influenza. Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, kondisi wanita tersebut dilaporkan telah membaik dan akhirnya diperbolehkan untuk pulang dalam kondisi sehat, baik untuk ibu maupun janinnya.
Beberapa hari setelah temuan kasus pertama di Israel, Texas Children’s Hospital juga mengumumkan bahwa di RS mereka telah ditemukan kasus ko-infeksi Flurona. Kali ini, kasus Flurona terjadi pada pasien anak yang berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter, terkonfirmasi positif menderita Influenza Tipe A dan Covid. Pasien anak tersebut dilaporkan tidak mengalami gejala yang berat, oleh karena itu, tim dokter merekomendasikannya untuk menjalani rawat jalan dan pemulihan di rumah saja.
Dengan melihat telah mulai bermunculannya kasus ko-infeksi Flurona ini, tentunya kita menjadi cukup khawatir apakah turut adanya infeksi Influenza pada penderita Covid dapat memperberat gejala dan memperburuk kondisi dari pasien Covid tersebut.
Berdasarkan data pada kasus Flurona dengan jumlah yang sangat terbatas, memang belum ditemukan bukti yang mengarah pada dugaan peningkatan potensi terjadinya gejala yang lebih berat pada penderita ko-infeksi Flurona, jika dibandingkan dengan gejala pada penderita Covid. Meskipun demikian, kita harus mengingat bahwa jumlah kasus ko-infeksi Flurona yang ditemukan dan dikonfirmasi masih sangat terbatas, dan penderitanya pun segera mendapatkan penanganan yang adekuat di RS.
Menyikapi konfirmasi temuan kasus ko-infeksi Flurona, Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Israel menyampaikan bahwa mereka memang menemukan adanya kecenderungan peningkatan kasus Influenza di Israel dalam beberapa minggu ke belakang. Dilaporkan terdapat sekitar 2,000 orang yang tengah atau telah menjalani rawat inap di RS, baik karena terkonfirmasi Covid maupun Influenza. Pemerintah Israel juga menyampaikan bahwa dengan peningkatan kasus Covid Varian Omicron di dunia yang saat ini sedang terjadi, mereka mengkhawatirkan potensi terjadinya ‘twindemic’ dari ko-infeksi Flurona, yang tentunya dapat semakin mengganggu kestabilan sistem kesehatan dunia.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) USA turut mengamini potensi terjadinya lebih banyak kasus ko-infeksi Flurona, dikarenakan, saat ini dunia tengah mengalami musim dingin/penghujan yang umumnya identik dengan peningkatan kasus Influenza. CDC USA menilai bahwa meskipun untuk saat ini Covid Varian Omicron maupun Influenza ‘hanya’ menyebabkan gejala ringan, akan sangat baik apabila dunia dapat lebih mewaspadai dampak negatif dari ko-infeksi Flurona, baik dampaknya secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Senada dengan CDC USA, dr. Adrian Burrowes selaku Assistant Professor of Family Medicine at the University Central Florida turut menyampaikan kekhawatiran adanya dampak negatif pada sistem imun penderita ko-infeksi Flurona. Seberapapun ringannya suatu infeksi, apabila seorang penderita mengalami dua atau lebih infeksi pada waktu yang bersamaan, potensi mortalita serta morbidita penderita tersebut tetap akan meningkat. Dr. Adrian Burrowes menyampaikan kekhawatiran yang terkait dengan ‘catastrophic immune system’, di mana, kejadian ko-infeksi dapat berpotensi meningkatkan agresifitas dari imun sistem penderitanya, yang salah-salah justru akan menyerang tubuh penderita itu sendiri. Kekhawatiran dan hipotesis dari Dr. Adrian Burrowes ini mungkin bukannya tanpa dasar, mengingat, penyintas Covid juga masih harus mengalami fenomena ‘long Covid’, yang masih mengganggu kesehatan serta kualitas hidupnya, jauh setelah dirinya dinyatakan sembuh dari Covid.
Terlepas dari potensi dampak jangka panjang, kita juga masih perlu mengkhawatirkan potensi dampak jangka pendek dari ko-infeksi Flurona. Meskipun wanita hamil yang terkonfirmasi ko-infeksi Flurona di Israel itu tertangani dengan baik, Kementerian Kesehatan Israel menyampaikan bahwa satu minggu sebelumnya, seorang wanita hamil berusia 31 tahun datang ke Hadassah Medical Center. Wanita tersebut datang karena gejala flu yang dinilainya sangat mengganggu. Pada saat itu, tidak dilakukan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya ko-infeksi Flurona. Dikarenakan usia kehamilan wanita tersebut telah mencapai sembilan bulan, tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi caesar pada wanita tersebut. Bayi dari wanita tersebut lahir dalam kondisi sehat, namun, karena kondisi yang terus memburuk pasca operasi caesar, wanita tersebut harus menjalani perawatan di ruang ICU dan menggunakan ventilator. Setelah mengalami komplikasi saluran pernafasan dan kondisi yang kian memburuk, wanita tersebut akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Menyikapi dua outcome yang sangat berbeda pada kasus –serta potensi kasus- ko-infeksi Flurona di atas, sudah selayaknya kita tidak memberikan ruang untuk bersikap lengah atas kondisi pandemi yang saat ini tengah berlangsung. Covid Varian Omicron memang sampai sekarang masih belum menunjukkan potensi menimbulkan gejala berat atau fatalitas seperti yang disebabkan oleh Covid Varian Delta sebelumnya. Namun, kita harus mengingat bahwa di awal kemunculannya, Covid Varian Delta juga ‘belum’ menyebabkan banyak fatalitas. Tingginya angka kematian dari Covid Varian Delta disebabkan karena overcapacity dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan, sehingga, banyak penderita yang terlambat menerima penanganan. Nah, apakah kita mau menunggu kasus Covid Varian Omicron ‘meledak’ dulu sebelum mulai mengetatkan protokol kesehatan kembali? Tentu tidak, kan.
Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjangkit ko-infeksi Flurona?
Yang pertama, tentu saja kita harus kembali mengetatkan protokol kesehatan kita dengan konsisten. Kasus Covid Varian Omicron di Indonesia sudah semakin meningkat, dan mengingat Varian Omicron memiliki kemampuan transmisi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan Varian Covid lainnya, kita harus semakin meningkatkan kewaspadaan agar tidak terinfeksi Covid. Jangan malas menggunakan masker dan mencuci tangan, serta, jangan berpergian dari rumah apabila tidak urgent. Hindari juga kumpul-kumpul dengan orang di luar rumah, karena kita tidak tahu pasti apakah mereka sehat atau justru sebenarnya sedang terinfeksi Covid. Mungkin kondisi kesehatan kita baik, sehingga, kalaupun kita terinfeksi Covid, kita ‘hanya’ akan mengalami gejala ringan. Tapi, bagaimana dengan orang serumah, keluarga, atau teman lainnya yang akan kita temui? Bagaimana jika kondisi kesehatan serta imun mereka tidak sebaik kita? Bagaimana jika mereka memiliki komorbid tertentu, yang menyebabkan mereka berpotensi mengalami gejala berat apabila terinfeksi Covid yang ‘kita bawa’?
Yang kedua, pastikan kita telah menerima Vaksin Covid dosis lengkap. Vaksin Covid memang tidak membuat kita kebal dari Covid, tetapi, bisa membuat kita terhindar dari gejala berat. Pastikan juga keluarga, teman, serta orang-orang sekitar kita juga telah menerima Vaksin Covid. Selain itu, apabila nantinya telah ada Program Vaksin Booster dari Pemerintah, pastikan untuk ikut yaa, agar kekebalan kita dapat lebih ter-upgrade!
Yang ketiga, selain Vaksin Covid, kita juga bisa melakukan Vaksin Influenza, lho! Vaksin Influenza dapat diberikan bahkan kepada anak-anak, selama anak tersebut telah berusia lebih dari enam bulan. Pemberian Vaksin Influenza dapat dilakukan satu tahun sekali, untuk memastikan, kita terhindar dari gejala berat apabila terpapar Virus Influenza.
Yang keempat dan terakhir, kita harus senantiasa menjaga kondisi kesehatan kita secara umum, seperti misalnya, mengkonsumsi makanan yang bergizi, mencukupi kebutuhan cairan, cukup beristirahat, melakukan olah raga dengan rutin, menghindari stress, serta mengindari mengkonsumsi alkohol atau tembakau (merokok). Ingatlah, kalau kondisi yang sehat dan prima akan turut membantu tubuh kita untuk terhindar dari gejala berat dan fatalitas saat mengalami infeksi.
Yuk, bisa, yuk, sehat semuanya! Aamiin!
Flurona, Infeksi Apakah Itu?
Di saat dunia masih berjuang dengan peningkatan kasus Covid Varian Omicron, sebuah pemberitaan tentang ‘infeksi baru’ turut muncul. Infeksi baru tersebut dikenal sebagai Flurona. Nah, apakah sebenarnya Flurona ini merupakan penyakit infeksi baru atau sebuah varian baru lagi dari Covid?
Flurona yang namanya sedang naik daun ini ternyata bukanlah sebuah penyakit infeksi baru ataupun varian baru dari Covid. Flurona merupakan kondisi di mana terjadi ko-infeksi alias infeksi ganda Influeza dan Covid pada seseorang, pada waktu yang bersamaan. Kasus pertama Flurona ditemukan pertama kali di Israel pada seorang wanita hamil berusia sekitar 30 tahunan. Wanita tersebut dilaporkan datang ke Beilinson Hospital di Petah Tikva karena gejala yang mengarah ke Covid, dan kemudian menjalani rawat inap di RS tersebut. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter, wanita tersebut terkonfirmasi positif menderita Covid dan Influenza. Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, kondisi wanita tersebut dilaporkan telah membaik dan akhirnya diperbolehkan untuk pulang dalam kondisi sehat, baik untuk ibu maupun janinnya.
Beberapa hari setelah temuan kasus pertama di Israel, Texas Children’s Hospital juga mengumumkan bahwa di RS mereka telah ditemukan kasus ko-infeksi Flurona. Kali ini, kasus Flurona terjadi pada pasien anak yang berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter, terkonfirmasi positif menderita Influenza Tipe A dan Covid. Pasien anak tersebut dilaporkan tidak mengalami gejala yang berat, oleh karena itu, tim dokter merekomendasikannya untuk menjalani rawat jalan dan pemulihan di rumah saja.
Dengan melihat telah mulai bermunculannya kasus ko-infeksi Flurona ini, tentunya kita menjadi cukup khawatir apakah turut adanya infeksi Influenza pada penderita Covid dapat memperberat gejala dan memperburuk kondisi dari pasien Covid tersebut.
Berdasarkan data pada kasus Flurona dengan jumlah yang sangat terbatas, memang belum ditemukan bukti yang mengarah pada dugaan peningkatan potensi terjadinya gejala yang lebih berat pada penderita ko-infeksi Flurona, jika dibandingkan dengan gejala pada penderita Covid. Meskipun demikian, kita harus mengingat bahwa jumlah kasus ko-infeksi Flurona yang ditemukan dan dikonfirmasi masih sangat terbatas, dan penderitanya pun segera mendapatkan penanganan yang adekuat di RS.
Menyikapi konfirmasi temuan kasus ko-infeksi Flurona, Pemerintah dan Otoritas Kesehatan Israel menyampaikan bahwa mereka memang menemukan adanya kecenderungan peningkatan kasus Influenza di Israel dalam beberapa minggu ke belakang. Dilaporkan terdapat sekitar 2,000 orang yang tengah atau telah menjalani rawat inap di RS, baik karena terkonfirmasi Covid maupun Influenza. Pemerintah Israel juga menyampaikan bahwa dengan peningkatan kasus Covid Varian Omicron di dunia yang saat ini sedang terjadi, mereka mengkhawatirkan potensi terjadinya ‘twindemic’ dari ko-infeksi Flurona, yang tentunya dapat semakin mengganggu kestabilan sistem kesehatan dunia.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) USA turut mengamini potensi terjadinya lebih banyak kasus ko-infeksi Flurona, dikarenakan, saat ini dunia tengah mengalami musim dingin/penghujan yang umumnya identik dengan peningkatan kasus Influenza. CDC USA menilai bahwa meskipun untuk saat ini Covid Varian Omicron maupun Influenza ‘hanya’ menyebabkan gejala ringan, akan sangat baik apabila dunia dapat lebih mewaspadai dampak negatif dari ko-infeksi Flurona, baik dampaknya secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Senada dengan CDC USA, dr. Adrian Burrowes selaku Assistant Professor of Family Medicine at the University Central Florida turut menyampaikan kekhawatiran adanya dampak negatif pada sistem imun penderita ko-infeksi Flurona. Seberapapun ringannya suatu infeksi, apabila seorang penderita mengalami dua atau lebih infeksi pada waktu yang bersamaan, potensi mortalita serta morbidita penderita tersebut tetap akan meningkat. Dr. Adrian Burrowes menyampaikan kekhawatiran yang terkait dengan ‘catastrophic immune system’, di mana, kejadian ko-infeksi dapat berpotensi meningkatkan agresifitas dari imun sistem penderitanya, yang salah-salah justru akan menyerang tubuh penderita itu sendiri. Kekhawatiran dan hipotesis dari Dr. Adrian Burrowes ini mungkin bukannya tanpa dasar, mengingat, penyintas Covid juga masih harus mengalami fenomena ‘long Covid’, yang masih mengganggu kesehatan serta kualitas hidupnya, jauh setelah dirinya dinyatakan sembuh dari Covid.
Terlepas dari potensi dampak jangka panjang, kita juga masih perlu mengkhawatirkan potensi dampak jangka pendek dari ko-infeksi Flurona. Meskipun wanita hamil yang terkonfirmasi ko-infeksi Flurona di Israel itu tertangani dengan baik, Kementerian Kesehatan Israel menyampaikan bahwa satu minggu sebelumnya, seorang wanita hamil berusia 31 tahun datang ke Hadassah Medical Center. Wanita tersebut datang karena gejala flu yang dinilainya sangat mengganggu. Pada saat itu, tidak dilakukan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya ko-infeksi Flurona. Dikarenakan usia kehamilan wanita tersebut telah mencapai sembilan bulan, tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi caesar pada wanita tersebut. Bayi dari wanita tersebut lahir dalam kondisi sehat, namun, karena kondisi yang terus memburuk pasca operasi caesar, wanita tersebut harus menjalani perawatan di ruang ICU dan menggunakan ventilator. Setelah mengalami komplikasi saluran pernafasan dan kondisi yang kian memburuk, wanita tersebut akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Menyikapi dua outcome yang sangat berbeda pada kasus –serta potensi kasus- ko-infeksi Flurona di atas, sudah selayaknya kita tidak memberikan ruang untuk bersikap lengah atas kondisi pandemi yang saat ini tengah berlangsung. Covid Varian Omicron memang sampai sekarang masih belum menunjukkan potensi menimbulkan gejala berat atau fatalitas seperti yang disebabkan oleh Covid Varian Delta sebelumnya. Namun, kita harus mengingat bahwa di awal kemunculannya, Covid Varian Delta juga ‘belum’ menyebabkan banyak fatalitas. Tingginya angka kematian dari Covid Varian Delta disebabkan karena overcapacity dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan, sehingga, banyak penderita yang terlambat menerima penanganan. Nah, apakah kita mau menunggu kasus Covid Varian Omicron ‘meledak’ dulu sebelum mulai mengetatkan protokol kesehatan kembali? Tentu tidak, kan.
Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjangkit ko-infeksi Flurona?
Yang pertama, tentu saja kita harus kembali mengetatkan protokol kesehatan kita dengan konsisten. Kasus Covid Varian Omicron di Indonesia sudah semakin meningkat, dan mengingat Varian Omicron memiliki kemampuan transmisi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan Varian Covid lainnya, kita harus semakin meningkatkan kewaspadaan agar tidak terinfeksi Covid. Jangan malas menggunakan masker dan mencuci tangan, serta, jangan berpergian dari rumah apabila tidak urgent. Hindari juga kumpul-kumpul dengan orang di luar rumah, karena kita tidak tahu pasti apakah mereka sehat atau justru sebenarnya sedang terinfeksi Covid. Mungkin kondisi kesehatan kita baik, sehingga, kalaupun kita terinfeksi Covid, kita ‘hanya’ akan mengalami gejala ringan. Tapi, bagaimana dengan orang serumah, keluarga, atau teman lainnya yang akan kita temui? Bagaimana jika kondisi kesehatan serta imun mereka tidak sebaik kita? Bagaimana jika mereka memiliki komorbid tertentu, yang menyebabkan mereka berpotensi mengalami gejala berat apabila terinfeksi Covid yang ‘kita bawa’?
Yang kedua, pastikan kita telah menerima Vaksin Covid dosis lengkap. Vaksin Covid memang tidak membuat kita kebal dari Covid, tetapi, bisa membuat kita terhindar dari gejala berat. Pastikan juga keluarga, teman, serta orang-orang sekitar kita juga telah menerima Vaksin Covid. Selain itu, apabila nantinya telah ada Program Vaksin Booster dari Pemerintah, pastikan untuk ikut yaa, agar kekebalan kita dapat lebih ter-upgrade!
Yang ketiga, selain Vaksin Covid, kita juga bisa melakukan Vaksin Influenza, lho! Vaksin Influenza dapat diberikan bahkan kepada anak-anak, selama anak tersebut telah berusia lebih dari enam bulan. Pemberian Vaksin Influenza dapat dilakukan satu tahun sekali, untuk memastikan, kita terhindar dari gejala berat apabila terpapar Virus Influenza.
Yang keempat dan terakhir, kita harus senantiasa menjaga kondisi kesehatan kita secara umum, seperti misalnya, mengkonsumsi makanan yang bergizi, mencukupi kebutuhan cairan, cukup beristirahat, melakukan olah raga dengan rutin, menghindari stress, serta mengindari mengkonsumsi alkohol atau tembakau (merokok). Ingatlah, kalau kondisi yang sehat dan prima akan turut membantu tubuh kita untuk terhindar dari gejala berat dan fatalitas saat mengalami infeksi.
Yuk, bisa, yuk, sehat semuanya! Aamiin!
Penulis
dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ
Email: laras@indonesiare.co.id
Artikel
- InsurTech: A Growing Synergy Between Insurance, Technology, and Healthcare
13 Sep 2024
884 kali - Sepak Terjang Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS)09 Jul 20241240 kali
- Pengaruh Penggunaan Proton Pump Inhibitor terhadap Gangguan Kandung Empedu27 Jun 20241297 kali
- Mengenal ‘Disease X’, The Future Next Pandemic?06 May 20241609 kali
- Vertigo dan Meniere’s Disease02 Apr 20241729 kali
- Potensi dan Langkah Mitigasi Bahaya Rokok Elektrik07 Feb 20241457 kali
- Kebangkitan Infeksi Polio di Indonesia23 Jan 20241436 kali
- Mengenal COVID-19 Varian JN.122 Dec 20233956 kali
- Lonjakan Kasus COVID-19 di Akhir Tahun 202320 Dec 20233928 kali
- Potret Wabah ‘Pneumonia Misterius’ di Indonesia dan Dunia07 Dec 20234492 kali
- Infeksi HPV, Kanker Cervix, dan Metode Pencegahannya04 Dec 20234312 kali
- Perspektif Kepemilikan Asuransi Penyakit Kritis bagi Kelompok Usia Muda21 Nov 20234393 kali
- Kemunculan Kasus Mpox Kedua: Apakah Berpotensi Menjadi Epidemi Baru di Indonesia?30 Oct 20233636 kali
- Underweight dan Bahaya Kesehatan di Baliknya10 Oct 20233737 kali
- Penggunaan Air Purifier: Apakah Merupakan Solusi Efektif untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan akibat Kualitas Udara Buruk?03 Oct 20233239 kali
- Fenomena Peningkatan Insidensi HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga12 Jun 20239740 kali
- Marburg Virus Disease24 May 20236235 kali
- Sudden Sensorineural Hearing Loss26 Apr 20239212 kali
- Tuberculosis pada Anak10 Apr 20239998 kali
- Flu Burung Clade 2.3.4.4b28 Mar 202311041 kali
- Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasional Industri Perasuransian Nasional20 Feb 202315816 kali
- Memahami Fenomena Bonus Demografi dan Pengaruhnya pada Industri Asuransi Jiwa26 Jan 202319643 kali
- Vaksin Inavac12 Jan 202316351 kali
- Stroke Batang Otak06 Jan 202319570 kali
- Ada Apa dengan China?28 Dec 202211814 kali
- Gonorrhea Superbug21 Dec 202211642 kali
- Crimean-Congo Hemorrhagic Fever14 Dec 20226615 kali
- Vaksin IndoVac29 Nov 20225952 kali
- Cedera Sambaran Petir24 Nov 20224809 kali
- Emboli Paru dan Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon11 Nov 20224680 kali
- Covid Subvarian XBB dan XBC03 Nov 20223963 kali
- Fenomena Resistensi Antibiotik dan Infeksi Superbug26 Oct 20224704 kali
- Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak18 Oct 20225901 kali
- Penggunaan Kendaraan Listrik dari Perspektif Kesehatan dan Lingkungan04 Oct 20228773 kali
- Zero Covid Policy22 Sep 20225449 kali
- Fenomena Antibody Dependent Enhancement (ADE) pada Sistem Imun31 Aug 20225527 kali
- Mengenal Batuk Berdarah22 Aug 20228953 kali
- Mengenal Virus Langya dan Potensi Emerging Disease12 Aug 20222555 kali
- Long Covid dalam Perspektif Asuransi Jiwa dan Kesehatan05 Aug 20222850 kali
- Covid Centaurus26 Jul 20222849 kali
- Menyikapi Penghapusan Ketentuan Waiting Period pada SEOJK PAYDI11 Jul 20224649 kali
- Telaah Ganja Medis sebagai Alternatif Pengobatan07 Jul 20224206 kali
- Ada Apa dengan BA.4 dan BA.5?24 Jun 20222365 kali
- Ramsay-Hunt Syndrome20 Jun 20222780 kali
- Keterkaitan Asma dengan GERD10 Jun 20224808 kali
- Penyakit Virus Hendra03 Jun 20222920 kali
- Mengenal Cacar Monyet26 May 20222412 kali
- Keterkaitan Infeksi Covid dengan Hepatitis Misterius19 May 20222561 kali
- Hepatitis Misterius19 May 20222628 kali
- Serba-Serbi Sakit Pinggang11 May 20224928 kali
- Evidence Based Medicine22 Apr 202217773 kali
- Mewaspadai Potensi Penyakit Ginjal pada Penyintas Covid07 Apr 20223043 kali
- Penyakit Tipes, Penyakit Masyarakat Indonesia31 Mar 20225095 kali
- Menilik Kesiapan Indonesia vs Negara Tetangga Dalam Melangkah Ke Status Endemi29 Mar 20222636 kali
- Riwayat Pandemi Flu Spanyol 191816 Mar 20227501 kali
- Son of Omicron09 Mar 20222542 kali
- Vaksin Zifivax22 Feb 20226737 kali
- Bahaya Strobo Bagi Kesehatan15 Feb 20223716 kali
- Pentingnya Warna Urine Sebagai Indikator Kesehatan25 Jan 202234554 kali
- Spinal Cord Injury17 Jan 202212187 kali
- Mengenal Gerd03 Jan 20225794 kali
- Tentang Varian Omicron10 Dec 20213169 kali
- Mengenal Nyeri Dada06 Dec 20214581 kali
- Mengenal Insomnia dan Sleep Deprivation29 Nov 202113151 kali
- Mental Health Awareness Di Lingkungan Kerja23 Nov 20218055 kali
- Dampak Kemunculan Virus Covid Subvarian Delta Plus12 Nov 20213018 kali
- Pemberian Vaksin Pfizer Pada Anak29 Oct 20213729 kali
- Risiko Myokarditis Pada Penerima Vaksin MRNA19 Oct 20217137 kali
- Pengajuan Asuransi Jiwa dan Kesehatan Bagi Penyintas Covid06 Oct 20212732 kali
- Tentang Varian Mu28 Sep 20213063 kali
- Tentang Vaksin Sputnik-V15 Sep 20214102 kali
- Badai Sitokin pada Penderita Covid01 Sep 20219553 kali
- Vaksin Moderna Di Indonesia25 Aug 20215938 kali
- Amunisi Pandemi Anak Bangsa09 Aug 20213373 kali
- Pemberian Dosis Booster pada Program Vaksinasi Covid di Indonesia05 Aug 20213834 kali
- Telaah Penggunaan Azithromycin dalam Pengobatan COVID-1928 Jul 202110628 kali
- Peranan Vitamin D dalam Imunitas23 Jul 20217281 kali
- Polemik Ivermectin dalam Pengobatan COVID-1914 Jul 20214386 kali
- Peningkatan Kasus COVID-19 pada Anak di Indonesia28 Jun 20213310 kali
- Peranan Varian Mutasi dalam Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia18 Jun 20213300 kali
- Wacana Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-1914 Jun 20218281 kali
- Infeksi Jamur Hitam pada Penderita COVID-1910 Jun 20214537 kali
- Program Vaksinasi Gotong Royong09 Jun 20213770 kali
- Faedah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen bagi Penderita COVID-1904 Jun 20214428 kali
- Fenomena Long Covid pada Penyintas18 May 20215969 kali
- Mengenal Varian P1 dari SARS-CoV-230 Apr 20213735 kali
- Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil19 Apr 20213896 kali
- Mengenal Varian Trégor16 Apr 20212962 kali
- Multisystem Inflammatory Syndrome In Children (Mis-C)24 Mar 202113405 kali
- Polemik Vaksin Astrazeneca19 Mar 20215876 kali
- Tentang Varian Mutasi B 117 Yang hadir di Indonesia15 Mar 20212993 kali
- Pengembangan Vaksin Covid-19 Di Indonesia26 Feb 20214906 kali
- Rekomendasi Terbaru Kemenkes Untuk Vaksinasi Covid-1918 Feb 20215321 kali
- Proses Pengelolaan Masker Medis Bekas Pakai15 Feb 20214171 kali
- Pandemic Fatigue11 Feb 20213159 kali
- Telaah Imunitas Dalam Disiplin Ilmu Psikoneuroimunologi01 Feb 20216844 kali
- Fakta-Fakta Terkait Kejadian Kematian Penerima Vaksin Pfizer22 Jan 20214325 kali
- Kesiapan Edar Vaksin Sinovac di Indonesia15 Jan 20214122 kali
- ISOLASI MANDIRI PADA COVID-1908 Jan 20214205 kali
- Mengenal Mutasi VUI-202012/0104 Jan 20213112 kali
- Delirium pada Penderita COVID-1923 Dec 20206072 kali
- Wacana Dimulainya Penyelenggaraan Sekolah Tatap Muka Kembali23 Dec 20203311 kali
- Gangguan Pencernaan Pada Kasus Covid-1922 Dec 20206465 kali
- Potensi Terjadinya Cross-Reactive-Immunity Terhadap Individu Yang Belum Terekspos Sars-Cov-221 Dec 20204168 kali
- Mengenal Vaksin Pfizer27 Nov 20207723 kali
- Klorokuin Dalam Pengobatan Covid-1920 Nov 20204428 kali
- Dominasi Klaster Perkantoran Pada Pandemi COVID-1920 Nov 20203491 kali
- Risiko Transmisi Covid-19 Dalam Penerbangan17 Nov 20203271 kali
- Antibody Dependent Enhancement02 Nov 202010268 kali
- Mengenal Herd Immunity24 Jul 20204251 kali
- Mungkinkah COVID-19 terjadi pada hewan?20 Jul 20203695 kali
- Virus Flu Babi G4 EA H1N1, Akankan Menjadi Pandemi Baru Di Tahun Ini ?03 Jul 20204586 kali
- Penggunaan Masker Dalam Kehidupan ‘Normal Baru’26 Jun 20203828 kali
- Kilas Balik Penanganan COVID-19 di Indonesia28 May 20203139 kali
- COVID-19 dan Penyakit Kardiovaskular11 May 20203701 kali
- Proses Pembuatan Vaksin05 May 202078815 kali
- COVID-19 dan Demam Dengue28 Apr 20203953 kali
- Mitos dan Fakta tentang COVID-1923 Mar 20203894 kali
- Menangani Gigitan Ular02 Mar 20207465 kali
- Mengenal GERD24 Feb 20207610 kali
- Serba-Serbi Jamu17 Feb 20204127 kali
- Mengoptimalkan Kekebalan Tubuh10 Feb 20203051 kali
- 2019 - Novel Coronavirus28 Jan 20203998 kali
- Vegan vs Vegetarian20 Jan 20204562 kali
- Banjir, Penyakit Pes, dan Leptospirosis13 Jan 202010173 kali
- Serba-Serbi Vitamin D06 Jan 20203342 kali
- Hyperventilation Syndrome30 Dec 201924095 kali
- Pentingnya Kalsium untuk Tubuh26 Dec 20197804 kali
- Serba-Serbi Keluarga Berencana17 Dec 20196990 kali
- Chronic Fatigue Syndrome09 Dec 20198449 kali
- Hipnosis dan Diet Hipnoterapi03 Dec 20197186 kali
- Manfaat Ikan Salmon25 Nov 20198113 kali
- Ulkus Lambung18 Nov 201916314 kali
- Sifilis12 Nov 201920976 kali
- Mengkonsumsi Vitamin C05 Nov 20196844 kali
- Skizofrenia28 Oct 20198285 kali
- Overdosis Kafein21 Oct 20193399 kali
- Bahaya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Panas16 Oct 201916332 kali
- Peran Kolesterol bagi Kesehatan Tubuh27 Aug 20198337 kali
- Penyebab Bau Badan14 Aug 20195155 kali
- Social Drinker05 Aug 201917567 kali
- Mengenal Kandung Empedu30 Jul 201959187 kali
- Nutrisi untuk Rambut15 Jul 20193033 kali
- Mengenal Rambut08 Jul 201947832 kali
- Apakah Menguap Itu Selalu Pertanda Mengantuk01 Jul 20198439 kali
- Serba Serbi Warna Ingus28 Jun 201923479 kali
- Mengenal Cacar Monyet21 May 20194959 kali
- Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan06 May 20193194 kali
- Mengapa Garam Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Meningkat?29 Apr 201928663 kali
- Mengapa Kita Mengalami Cegukan?22 Apr 201911920 kali
- Manfaat Bawang Putih15 Apr 20198957 kali
- Mau tidur siang? Ternyata ada aturannya, lho!26 Mar 20198733 kali
- Extrapulmonary Tuberculosis18 Mar 201911803 kali
- Manfaat Zat Besi untuk Tubuh14 Mar 20197938 kali
- Hipertensi pada Anak06 Mar 201927693 kali
- Gangguan Psikosomatis04 Mar 201911591 kali
- Pentingnya Tidur Untuk Kesehatan18 Feb 20198289 kali
- Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD)!12 Feb 20199374 kali
- Fungsi Usus Buntu04 Feb 201917103 kali
- Serba-serbi Tonsil28 Jan 201934506 kali
- Protein dan Asam Amino21 Jan 201982560 kali
- Mengenal IQOS14 Jan 201937175 kali
- Mengenal Diet Keto07 Jan 20199266 kali
- Serba-Serbi Kurang Tidur31 Dec 20185161 kali
- Kolesterol yang Terlalu Rendah26 Dec 20183954 kali
- Ada Apa dengan Nasi?26 Dec 20185061 kali
- Benarkah Vape Tidak Berbahaya?11 Dec 20186947 kali
- Efusi Pleura12 Nov 201820254 kali
- Pneumonia06 Nov 20188868 kali
- Encephalitis29 Oct 20187169 kali
- Meningitis22 Oct 20189318 kali
- Imunisasi Rotavirus15 Oct 201815672 kali
- Prostatitis11 Jul 20188298 kali
- Cystitis02 Jul 201815334 kali
- Tahan Banting Selama Puasa04 Jun 20184123 kali
- Vaksin untuk anak : Iya atau Tidak?21 May 20184011 kali
- Vaksin Cacar Air, Penting atau Tidak ?30 Apr 201816101 kali
- Eclampsia23 Apr 20184838 kali
- Chikungunya12 Mar 201812984 kali
- Rubeola05 Mar 201813023 kali
- Benign Prostatic Hyperplasia05 Feb 20189133 kali
- Transplantasi Liver06 Mar 20177922 kali
- Diet sehat itu seperti apa?06 Mar 20175398 kali
- Sirosis Hati06 Mar 201718429 kali
- Pre-Diabetes, akankah menjadi Diabetes?06 Mar 201710454 kali
- Kanker Pankreas03 Mar 20178066 kali
- Kanker Lambung03 Mar 201711335 kali
- HFMD02 Mar 20179930 kali
- Cholelithiasis02 Mar 201763528 kali
- Alcohol-Related Liver Disease02 Mar 20176708 kali
- Rokok Elektronik: Penolong dari Ketergantungan atau Alternatif Baru Merokok?10 Dec 20166814 kali
Follow Us
